Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Friday, August 02, 2013

[ephy] Mencari penjelasan dan kejelasan

mungkin benar kiranya, tidak semua orang menikmati kebersamaan dengan keluarga.
tapi ada baiknya kita bercermin dalam diri, apakah memang semua yang mereka sampaikan itu buruk? apa hanya kita yang berpendapat tentang diri kita, paling benar? diri kita, paling baik?


setiap kali melihat kenyataan ini, aku selalu bersyukur tinggal di lingkungan keluarga yang mengajarkanku pada kebaikan, agama, dan bagaimana menerima kritik dengan keikhlasan, kesabaran, juga menuntunku untuk memandang dunia dengan cermin besar dan penuh warna.

tidak semuanya bisa disamakan, biru saja atau merah saja. kadang akan ada muncul jingga, ungu, hijau, cokelat, lalu hitam dan putih.

dan beberapa temanku memang ada yang berkeluh. walau bukan padaku, sering kali pada halaman jejaring sosial yang bisa di baca sejuta umat. tentang bagaimana mereka tidak nyaman saat harus kembali ketengah keluarga, di plonco, kadang ada ancaman dan makian, membuat otak mendidih, hati jadi panas, dan selanjutnya adalah, rasa enggan untuk kembali lagi.

keluarga tidak menghadirkan peluk nyaman dan kasih sayang bagi beberapa dari mereka. yang menjadi pembahasan diantaranya adalah, karir, harta, juga kadang masalah penampilan.
itu hal-hal yang menjadi bahan perbincangan umum dalam keluarga, bukan? lalu, kenapa hati memanas? otak mendidih?

__

ada satu kisah, tentang seorang gadis yang hidup dalam kemiskinan. ia tidak pernah makan satu kali sehari, dia mungkin hanya bisa makan satu minggu sekali. ia terlantar, dan walau tak terbuang, ia harus membanting tulang dan memeras darah untuk bertahan hidup.
ia memilih untuk tidak tinggal di jalanan atau kolong jembatan, sebab ia pernah mendengar, hidup disana tidak akan menyelematkan masa depannya.
ia mengetuk hampir setiap pintu rumah, menawarkan diri untuk bekerja, apa saja. menyapu, menyiram bunga, sampai kadang harus membersihkan kolong atap yang menjadi rumah para tikus.
hingga suatu hari, langkahnya terhenti.
ia berhenti di dekat dua orang yang sedang mengobrol.
"kamu tahu, bunga-bunga ini tidak akan indah kalau kita tidak tulus menjaga mereka." lelaki tanggung berpakaian tukang kebun bicara pada kawannya.
"aku tahu, dan kita berdua sudah membuktikan, kalau kita bisa, karena kita tulus pada mereka." kawannya seorang wanita yang tersenyum dengan sangat cantik.
gadis miskin itu menyimak dalam diam obrolan kedua orang itu, sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk menyapa mereka.
"bolehkah saya bekerja pada kalian? saya ingin membantu, tidak dibayarpun tak apa, asal saya bisa tetap hidup." si gadis menyela akhir pembicaraan kedua orang itu.
dalam satu jeda, akhirnya kedua orang itu memberi kesempatan pada gadis miskin untuk bekerja dalam satu minggu. untuk membuktikan ketulusannya, si gadis diberikan serumpun mawar merah yang sedang menjelang berbunga.
satu minggu berlalu, dua orang pemilik kebun bunga itu melihat mawar-mawar bermekara, merah putih, dan semua warna hadir, padahal serumpun mawar yang mereka berikan pada gadis miskin itu sudah sangat tua, dan hampir tidak mungkin menghasilkan bunga beraneka warna.
panjang cerita, si gadis akhirnya mengabdi pada kedua orang itu. menjadi perawat kebun bunga. dan tahun yang berganti, menjadikan kedua orang majikan itu bertanya, kenapa gadis ini tidak pernah meminta izin pulang untuk sekedar bertemu dengan keluarganya?
dan ditanyakanlah hal itu pada si gadis, ia menjawab:
"ada kalanya saya merindukan keluarga saya, rasa ingin pulang itu selalu ada. tapi saya rasa, kalau saya pulang saya hanya akan menjadi duri. karena saya berbeda, karena saya diterlantarkan, karena mungkin saya tidak pernah diharapkan."
"tapi apa kamu benar-benar tidak ingin menunjukkan pada mereka, perbedaanmu yang sekarang tidak akan membebani atau menjadi duri bagi mereka lagi?"
"saya tidak bisa menceritakan, bagaimana perbedaan saya dan keluarga yang menjadi rumah saya sebelum disini. tapi yang saya tahu, kalau saya pulang, mereka akan bertanya, apa saya mau berubah, dan menjadi seperti mereka? dan saya rasa, saya jauh lebih baik disini dari pada menjadi seperti mereka."
dan dua orang berkawan itu terdiam, mereka tahu, tidak ada yang bisa memaksakan pada si gadis untuk menjadi orang lain, terutama saat dia tidak menginginkan itu.
sampai pada masa tuanya, si gadis memutuskan untuk terus menikmati hidupnya sendiri, karena ia tahu, tidak semua orang mau menerima masa lalunya yang tidak sebaik hari ini.
dan kira-kira, saat semua orang melihat rambut gadis itu tak lagi berwarna, memutih seperti kapas. datanglah seorang lelaki yang seusia dengannya, dan berkata.
"aku memandangmu dari jauh, aku memahami keputusanmu untuk berubah, sayangnya dulu aku tidak punya keberanian untuk mengajakmu hidup bersama, tapi kali ini, sebelum waktu benar-benar habis bagi kita berdua, maukah kamu memaafkanku dan hidup bersamaku di sisa waktu yang ada?"

___

ada penjelasan dalam ceritaku, dan kejelasan yang ada.
saat kamu berusia 30 tahun, orang masih akan menilai 10 tahun masa hidupmu sebelumnya.
saat kamu berusia 50 tahun, orang mungkin masih akan mengungkit perjalanan hidupmu di 20 tahun sebelumnya.
hanya saja, antara 30 tahun dan 50 tahun usiamu, jika perubahan yang kamu lakukan jauh menjadi lebih baik, mungkin mereka akan abaikan apa yang pernah terjadi antara usiamu 10 tahun sampai 30 tahun.
ini hanya permisalan, tentang bagimana anggota keluarga memandang sanak saudara mereka. (dari sisi saya.)
mungkin akan ada masa yang lebih cepat berlalu, dimana perubahanmu menuju kebaikan bisa dinilai lebih oleh seorang yang berada diluar lingkaran keluargamu.
dan jika kamu percaya, mungkin Tuhan masih akan berkenan menghadiahkan padamu keluarga yang baru, yang bisa menerima masa lalumu, tanpa pernah mengungkitnya lagi.
hanya saja......

hanya saja kamu perlu perubahan besar, keberanian untuk mengambil keputusan, dan sering kali itu menyekitkan bagi dirimu, bagi hatimu, bagi otakmu.
tapi aku hanya akan mengatakan.

Allah selalu punya ruang untukmu.

apapun itu, kembalilah...
mungkin kamu akan tahu, kamu sudah menemukan sosok dua orang berkawan pemilik kebun bunga itu, padaku.



salam ku
untuk Lady, Love, dan semua gadis yang selalu sedih saat pulang...


-ephy-


#ProyekMenulisSetiapHari #nulisbukudotcom

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...