Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Saturday, August 03, 2013

[ephy] Hijab Stories versi saya

midnite dingin dan sendirian, anak cantik barusan bisa tidur menjelang tengah malam tadi. udara dingin memang tidak bisa diprediksi. jadi, harus dengan segala bujuk rayu, akhirnya gadis kecilku bisa terlelap. eh... mataku sendiri jadi tidak mengantuk.

walhasil, inilah yang mau kutulis untuk #ProyekMenulisSetiapHari hari ini.


___

Berawal dari rasa penasaran tentang apa yang ditulis Muhammad Assad di buku terbarunya, karena belum membeli bukunya, jadi saya browsing aja. Selain saya juga mengikuti update twitt-nya, memang isi buku ini bikin penasaran.
Lalu, ternyata di minggu ini saya menemukan sebuah kontes menulis, tentang hijab dan menginspirasi. Yang katanya, pemenangnya dan finalisnya karyanya akan dibukukan. Sayangnya, tulisannya harus tentang pengalaman pribadi.
Jadi, sebelum yang lain mewujudkannya, saya mau menuliskan sedikit 'Hijab Stories' versi saya.

_

Ini adalah cerita tentang kawan-kawan saya sendiri, dan sebenarnya saya belum minta izin mereka untuk menuliskan nama mereka disini. Tapi kalau pakai halaman penjelajah, beberapa nama akan muncul secara acak, tapi kalau tepat, cerita mereka akan sesuai dengan apa yang akan saya tuliskan disini.

Baiklah, kita mulai dari sosok sahabat terbaik saya.








FARANIA G.A. RANGKUTI
Sosok gadis berhijab ini saya kenal sejak kelas 1 SMA, di SMA Insan Cendekia Serpong. Saat itu Fara, begitu saya menyapanya, adalah lulusan sebuah pesantren dan tentunya dia sudah berhijab sejak di pesantren atau sebelumnya.
Fara adalah gadis yang menyenangkan untuk diajak berkawan, dan dengan tutur lembutnya siapa pun pasti akan jadi sangat senang berkawan dengannya. Hanya saja di tahun ke-2nya, Fara pindah sekolah dengan alasan yang tidak bisa saya tuliskan disini, tapi yang pasti bukan masalah prestasi. Karena saat itu Fara juga sedang mengemban posisi sebagai Ketua Asrama Putri.
Jadi, pertemanan saya dengan fara tetap dilanjutkan sampai kami sama-sama duduk di bangku kuliah. Dimana Fara menempuh jenjang pendidikan S1-nya di UI jurusan Ilmu Komputer.
Pertemuan kami tidak terlalu sering, karena jarak tempuh Malang-Jakarta yang lumayan jauh. Tapi jejaring sosial, e-mail, dan banyak cara lain tetap menghubungkan kami sebagai teman baik.
Saya tidak ingat berapa kali kami bertemu saat masa kuliah, yang saya ingat pasti, satu kali. Saat saya mampir ke-UI, dan juga ke kost-an Fara.
Fara tidak pernah tidak konsisten dengan hijabnya, sejak saya mengenal Fara, saya bisa mengidentifikasi kawan saya ini sebagai seorang yang berjuang keras untuk total dalam ber-agama.
Tahun 2008, saya mendapat telepon dari Fara, saat saya sedang dalam masa menyelesaikan tugas akhir. Fara akan menikah. dan ternyata, seorang pemuda Bosnia berhasil melamar dan menikah dengan Fara sampai hari ini.
Setelah Fara menikah, dia sempat mampir ke Malang bersama suaminya, yang lancar ber-bahasa Arab dan Inggris. Dan yang juga baru saya tahu, menjelang pernikahan saya Fara sedang menunggu masa keberangkatannya melanjutkan studi Magisternya di KAUST - Saudi Arabia.
Sebuah pengalaman yang tidak bisa saya lukiskan, memiliki seorang kawan baik yang mencatatkan prestasi mengagumkan di bidang akademis. Sekaligus pamit, tahun 2009 adalah kali terakhir pertemuan kami hingga tahun 2013 ini.
Tahun dimana saya mendapat kabar, bahwa Fara berhasil mendapatkan beasiswa untuk program Phd-nya di Oxford- Inggris.
Fabiayyiaalairabbikumaatukadzdzibaan.
Sekalipun saya pribadi belum pernah melangkah keluar dari Indonesia, tapi memiliki teman yang ber-prestasi mendunia, itu adalah kenikmatan. Dimana setiap ukhwah yang terbentang disanalah hadir kenikmatan dunia yang tak bisa diingkari.

Ada beberapa nama kawan lain, alumni dari Insan Cendekia Serpong yang tetap konsisten dalam hijab mereka, dan sudah menjejakkan diri di dalam ruang akademis Internasional.
Ulfah Mardhiah Siregar, Kak Yuti Ariani, Kak Shally Novita.

Insya Allah, sampai hari ini mereka masih berada dalam naungan hijab mereka.
____ 

Cerita ke-dua, tentang seorang kawan karib saya yang lain.
FIRDIANA INANDA
Cerita tentang ber-hijabnya Dina, begitu sapanya, ada dalam catatan lekat benak saya. Berjilbabnya Dina adalah saat menjelang hari ulang tahunnya di tahun 2005. Saat dimana pertemanannya dengan saya sudah hampir melewati angka 9 tahun. Sebuah perjalanan pertemanan yang cukup panjang antara gadis berjilbab dengan seorang yang tidak berjilbab.
Bagiku dulu, karena kami masih sama-sama menjelajahi sisi dunia yang berbeda. Dan tidak ada yang saling memaksakan, hanya toleransi yang berkawan dengan toleransi lainnya yang menjadikan perbedaan kami tetap berada dalam ikatan per-kawanan yang baik-baik saja.
Dina yang sejak SMP menjadi anak band, suka bermusik dan segala hal yang beraroma band, dandan, juga hal-hal yang sebenarnya saya tidak paham. Adalah seorang teman baik yang juga dengan sabar menunjukkan pada saya hal-hal yang tidak pernah saya mengerti sebelumnya. Konser Band, alat musik, sampai dandanan cantik ala para pemusik, yang bagi saya itu sangat tidak biasa.
Perjalan panjang Dina tidak pernah selalu mulus, pasang surut, konflik dan banyak hal lain yang dia hadapi menjadikannya belum menemukan titik dimana dia mau mengenakan hijabnya, sekalipun ada saya di dekatnya yang bisa dijadikannya contoh, tempat bertanya, atau apa pun semau dia.
Sampai satu hari, saya menerima telepon dari Dina, dan dia menangis. Menangis karena satu sesal dimana saat semua orang sudah menemukan hidayahnya untuk berhijab, dan dia belum.
Saat itu saya hanya katakan, "Kamu sudah siap dari lama, hanya saja pertimbangan yang lain yang membuatmu menunda melakukannya."
Dan tidak berselang lama setelah teleponnya hari itu, Dina memanggil saya untuk datang kerumahnya, dan menunjukkan isi lemarinya yang sudah berganti rupa.
Tidak ada lagi kaos-kaos mini, tidak ada lagi celana-celana pinsil, dan semua warna-warni di lemarinya berganti menjadi baju muslimah cantik.
Tidak ada yang mudah bagi Dina, tentangan orang-orang terdekat karena khawatir karir dan masa depannya akan terhalang oleh hijabnya, juga pendapat miring kawan-kawan yang melihat perubahan drastis Dina. Sampai hari ini, Alhamdulillah. Dina istiqamah dengan hijabnya.
Dina berhasil membuktikan diri dengan hijabnya, dia pernah menjajal menjadi seorang fotografer lepas. Dan sekalipun saat ini ia menjadi karyawan di perusahaan besar, ditugaskan ke luar negeri, dan menjadi ibu dari seorang putera, Dina selalu menjaga dirinya dengan hijabnya yang tetap cantik dan apik.

___

Baiklah, nama sahabat terakhir yang akan saya tulis di postingan ini, tidak terlalu terkenal. walau sebenarnya kalau di cari pada halaman jelajah akan tetap muncul.
ARYANA SUSENO
Perempuan jangkung ini adalah adik kelas saya juga di Insan Cendekia Serpong. Perjalanan berhijabnya Yana, begitu sapa saya, diceritakan langsung oleh sang mama yang sangat mudah bergaul dengan banyak kawan-kawan Yana.
Berawal dari rasa ingin yang sangat, akhirnya Yana memberanikan diri menggunakan hijabnya kali pertama saat masih duduk di bangku SMP. Saat itu, walaupun sekolahnya adalah SMP Islam, tapi tidak ada kewajiban berseragam menggunakan hijab disekolah Yana. dengan keberanian ekstra, Yana mem-permak semua seragamnya, juga termasuk kostumnya bermain basket.
Yana tetap bersikukuh mengenakan seragam hasil permaknya, walau dibilang aneh oleh beberapa guru dan kawan-kawannya. Sampai akhirnya ia mendapatkan seragam yang pantas untuk saat berikutnya. Aku tidak terlalu ingat bagaimana cerita Yana melakukannya, tapi yang pasti tekad kuat adikku yang satu ini menjadikanku selalu salut dengan banyak usaha kerasnya untuk terus ber-komitmen dengan hijabnya.
Saat ini Yana bekerja di salah satu sudut kantor pemerintahan di Jakarta, sudah menikah dan memiliki seorang puteri. Tetap dengan Hijab yang diperjuangkannya, Yana tetap eksis di dunia karir dan dunia maya.
Salam rindu dan peluk untuk Yana.


___


Baiklah, ini adalah postingan terpanjang dan terlama yang saya tuliskan. Ada beberapa nama lain kawan-kawan yang dengan hijabnya memotivasi saya untuk tetap eksis dan membuktikan pada dunia, bahwa Hijab bukan halangan untuk menjadi yang lebih baik dan memposisikan diri sebagai yang terbaik.
Cerita tentang saya dan hijab saya?
Sedikit saja, ya...

Karena saya besar dilingkungan beragama, ayah yang seorang guru agama, menjadi tanggung jawab diri saya untuk juga bisa menjadi contoh. Itu awalnya, dan saya berhijab sejak kelas 1SMP. Bukan karena saya masuk pesantren, bukan juga karena terpaksa karena orang tua yang meminta, tapi kesadaran itu hadir, karena saya juga tidak bisa membiarkan diri saya jadi objek dari trend eksistensi para remaja yang sedang berkembang.
Saya sangat kolot, karena saya memahami sesuatu itu hanya secukupnya saja, cukup bagi saya untuk mengerti, dan tidak untuk memaksakan orang lain menjadi seperti saya. Hingga hari ini masih tetap sama. Sekolah, kuliah, menikah, dan memiliki seorang puteri, saya tetap dengan hijab saya. 
Bukan tidak bisa menjadi yang super trendi, atau menjadi pengikut perkembangan fashion. Eksis di dunia blog adalah satu hal yang masih bisa saya lanjutkan hingga hari ini. Karena setiap perempuan memiliki pilihannya sendiri, dalam berhijab, dalam berkarir, dalam menjadi apa yang dia inginkan.
Tidak ada yang bisa dipaksakan dalam melaksanakan perintah agama, semua itu indah dan langgeng karena kesadaran yang timbul dari dalam diri sendiri.
Mulai dari Shalat lima waktu (tepat waktu dan ditambah sunnah-sunnahnya), Puasa (Ramadhan dan dilanjutkan dengan sunnah-sunnahnya), Zakat - Infaq - Sadaqah, juga berhijab. Tidak perlu menunggu harus ber-haji dulu, tidak perlu menunggu disuruh dulu, karena kesadaran beragama itu adalah kesadaran untuk mencari, belajar, dan mendengarkan panggilan-perintah Allah.

Oke, cukup sekian.
semoga catatan ini bisa jadi inspirasi bersama.
Salam semangat di sisa akhir ramadhan 1434H.

-ephy-

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...