Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Sunday, December 30, 2012

Papaku : Orientasimu yang mana?

hari jum'at yang lalu, saya ngobrol pagi dengan papa. sebagai seorang anak yang baru dalam ber-rumah tangga (baru mau empat tahun), saya harus belajar lebih banyak dari orang tua saya yang sudah 29 tahun menjalani semuanya bersama.

lebih dan kurang-nya sebuah hubungan, itu adalah kita yang menyikapi-nya. orang lain boleh ber-pendapat, tapi kita lah yang menjalani hubungan dalam rumah tangga itu.

sebuah ikatan yang dibangun, atas daras ikhlas- lillahi ta'ala, adalah pondasi. bukan semata materi dunia yang menjadi landasan keselarasan dalam hubungan yang ada.

itu titik pembuka obrolan saya dengan papa kemarin. lalu saya bertanya...

Saya (e) : bagaimana dengan teman-teman yang sudah mapan, dan masih saja memandang bahwa, "mereka belum cukup pantas untuk ber-rumah tangga?"

kata papa (p) :
pada dasarnya manusia punya dua pilihan, mau dihadapkannya dirinya pada dunia atau pada akhirat?
hanya ada dua, kata papa.

mereka yang menghadapkan wajah pada dunia, hanya akan menilai segala hal-nya dengan ukuran duniawi... bagaimana saya jadi cantik, kaya, ganteng, mapan, atau bahkan hura-hura dengan cara yang mereka pikir itu 'kasat mata' (bukan hura-hura atau foya-foya). atau pada satu titik mereka mengabaikan panggilan untuk ber-keluarga.

sedangkan mereka yang menghadapkan wajah pada akhirat, mereka akan berfikir, bagaimana saya memanfaatkan usia saya, untuk bisa menafkahi keluarga saya dengan sebaik-baiknya, karena saya ingin kelak anak-anak saya bisa menjadi pembuka pintu surga bagi saya. 

(ah, saya sulit menjelaskan detail obrolan saya denga papa kemarin.)

lalu saya ber-tanya kembali (e) :
bagaimana kemudian Allah mengirimkan jodoh pada kita?

(p) : Allah punya kehendak yang diatur-Nya sedemikian rupa, kalau kamu tau, ketika kita mendekat se-jengkal Allah mendekat se-hasta, ketika kita mendekat se-hasta Allah mendekat se-depa...
dan jika seorang hamba tidak mau meminta pada-Nya, Allah tidak akan pernah memberi apa pun... kalu saja diberi, itu mungkin untuk menguji...

(e) : meminta? apa harus dengan ber-doa saja?

(p) : doa tanpa usaha, itu sia-sia.
bagaimana bisa, dia ber-doa setiap malam, meminta didatangkan jodoh, tapi bahkan ketika dia bertemu seseorang, dia bersikap dingin dan tidak peduli?
seperti kamu, apa dulu yang kamu minta pada Allah untuk jodohmu?

(aku mengingat-ingat)
(e) : seorang yang baru, yang jauh lebih dewasa, yang menerima segala kurang dan lebihku...

(p) : apa kamu ber-usaha?

(e) : ya. walau tidak terlalu ber-usaha. aku berusaha, mengenal banyak orang baru, dan itu kemudian mengantarkanku pada jodohku. orang baru, yang tidak pernah mengenal diriku selama 24 tahun hidupku. usianya jauh diatasku, 7 tahun... dan dia tidak menilaiku hanya dari fisik, dia menerimaku hanya kerena dia yakin atas restu orang tua-nya.
karena Ridha Allah itu ridha orang tua, jika orang tua mer-dhai, Allah akan ridha...

(p) : nah, seperti itulah...
ketika mereka hanya memandang dengan doa saja cukup, tapi mereka mengabaikan tawaran-tawaran untuk ber-usaha, mempertemukan mereka ... perjodohan bukan suatu yang buruk, sayang... sekali pun orang membayangkan kisah siti nurbaya, ada banyak kebaikan jika orang tua dan Allah ridha.

(aku harus menarik nafas panjang, melepaskannya perlahan... )

(e) : tidak bisa di pungkiri, ketika saya miris, melihat mereka yang mengejar dunia, kita tidak bisa masuk dalam kehidupan mereka dengan tiba-tiba, begitu saja nylonog tanpa permisi, mengatakan pada mereka, "kamu seharusnya menikah ....."
pengalaman mengajarkan pada saya untuk tahu diri, melihat mereka yang mengejar begitu banyak impian, tapi ternyata dengan membaca al-Qur'an mereka tidak memaknai isinya....
mereka punya orientasi pada akhirat, pa. tapi menurut saya pribadi, orientasi mereka hanya dengan sholat dan membaca Al-Qur'an.

papa menjelaskan (p) : Allah memberi kesempatan pada manusia untuk berencana, melakukan semua rencananya dengan usaha yang paling maksimal. kita mungkin tidak bisa melihat usaha mereka, kita hanya penilai, dari luar... dan mungkin memang Allah belum memberi kesempatan pada mereka, karena menilai mereka belum layak, wallahua'lam.
kembali pada orientasi mereka, teman-temanmu itu, mereka merasa dengan mencapai kesuksesan dunia, mereka akan bahagia dengan cara mereka, dengan apa saja yang mereka inginkan. 
apa pun bentuk dan cara mereka melakukannya di dunia, kita tidak bisa menghakimi, karena hati mereka itu rahasia...
keduniawi-an bisa dalam bentuk apa-saja...
dan bagaimana dengan orientasimu sekarang? yang mana?

(e) : (saya masih berfikir....)
sekali pun papa mendidik saya dengan dasar agama yang sangat kuat, saya bukan seorang rohaniawan yang bisa ber-khotbah seperti apa yang papa lakukan. saya hanya bisa menyirami diri saya sendiri, dan itu sudah cukup untuk membuat saya bertahan dan menjalani pilihan hidup saya sekarang. berkeluarga, dan tidak bekerja. tapi saya tetap ber-karya, karena itu adalah salah satu cara saya menunjukkan eksistensi diri saya di kehidupan dunia yang harus saya hadapi.
saya tidak mengejar dunia, saya tidak bergumul dengan materi, dan saya tidak memaksakan diri untuk bisa menjadi satu dengan dunia yang tidak saya kenal...
orientasi itu pilihan, dan hanya dua...
sekali pun sulit memilihnya, saya tahu yang mana yang yang akan saya jalani sekarang...



*dituliskan kembali dengan bahasa saya sendiri*
ephy
-pemikir yang berpikir-



Monday, December 03, 2012

Semangkuk Cinta Sedanau Persahabatan


Lia n Faizal
Ada satu kisah, tentang apa yang mereka kenal dengan KETULUSAN yang dibagi. Aku begitu mengagumi kebetulan yang Allah ciptakan dalam hidupku. Aku bersyukur karena Allah selalu memberiku kesempatan untuk mendapatkan kejutan-kejutan manis di setiap tarikan nafas hidupku.
Aku tidak selalu beruntung, kadang juga ada yang tidak menyenangkan yang ahrus aku hadapi sebagai manusia, seperti yang lain juga. dan percikan-percikan kebahagiaan yang kadang tidak bisa aku bagi dengan mereka... harus aku tuliskan. Agar aku tidak meledak dan melompat terbang tanpa tahu dimana harus turun dan menjadi sesuatu yang menghangatkan.
Ini cerita tentang sesuatu yang terjadi tadi malam. ini tentang sesuatu yang aku rasa adalah KEMENANGAN, terletak diantara kesabaran dan ketabahan.
Aku cukup lama bertahan untuk tidak bertemu dengan kawan-kawan lama. Aku cukup banyak menghabiskan waktu hanya di rumah dan berkutat dengan interaksi dunia maya. hanya terhubung via jejaring sosial. bahkan tidak menemukan terlalu banyak pembaca yang mungkin bisa aku ajak berdiskusi tentang karyaku.
Kalau kalian membaca beberapa postingan sebelum ini, tentang seorang gadis bernama Lya. Tadi malam (02122012) dia barusan melangsungkan reepsi pernikahannya. dan aku harus meluangkan waktu yang ekstra untuk bisa hadir, karena ada terlalu banyak pekerjaan yang tak bisa aku abaikan.
Aku hadir, menikmati keramaian bersama anak dan suamiku. dan dari sekian lama aku duduk sambil menikmati hidangan. aku hanya menemukan sedikit wajah-wajah yang aku kenal dari tetamu yang hadir.
Beberapa kawan Lia yang adalah adik kelasku, ada yang hadir bersama teman, orang tua, pacar....
Setelah selesai ber-santap, sudah lewat jam 8 malam, aku berpamitan dengan beberapa orang yang memang aku kenal. aku sebut nama saja... Fatma, dan salah satu adik Lia yang sering mengantarnya kemana-mana...
Lalu, saat aku menoleh kembali ke arah ruang resepsi yang sedang ramai, untuk menemukan anak dan suamiku yang sempat tertinggal oleh langkahku, aku menemukan wajah seorang kakak kelasku.... dan ta...ra....
ternyata, dia adalah adik dari pengantin Pria....
kebetulan yang menyenangkan, dan percikan kesenangan yang tidak terkatakan.... karena adik dari kakak kelasku yang aku temui di pintu masuk, adalah kakak dari seorang teman se-kelasku waktu aku kelas 2 SMA.
Owh......
dan jadilah ada reuni sekejap. Suamiku yang sudah melangkah lebih dulu meninggalkanku yang masih ngobrol dengan teman lamaku... Nita... akhirnya tidak sempat ikut foto bersama, karena Nita berhasil menarikku ke pelaminan, mengajak foto bersama pengantin. dan aku menyempatkan diri untuk menyapa kedua orang tua Nita. owh....
sekeluar-nya aku dari gedung tempat acara... rasa-nya sungguh bahagia ini meledak.... dan bagai kembang api yang meluncur ke langit... aku menyisakan aroma mesiu.... kebahagiaan atas sebuah perjalanan hidup yang tak selalu wangi... tak selalu mudah.
dan ini-lah kisah tentang semangkuk cinta... yang tak akan ada habisnya, karena ada sedanau persahabatan yang air-nya terus bertambah dan terus bertambah... tak pernah menyusut... tak akan mengering... karena aku menjaganya, sebagai sesuatu yang berharga dalam hidupku.

Terimakasih Ya Allah... atas kejutan indah di dua desember 2012. Semoga akan ada pertemuan-pertemuan yang lebih indah dan membahagiakan, dari se-danau persahabatan yang Engkau anugerahi padaku. Amiin...


Malang, 3 Desember 2012 - pagi.