Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Wednesday, October 05, 2011

Cerpen 3 : Hot pants Dinda


------

“Dinda!!!!”

Teriakan histeris dari lantai atas rumah sederhana itu membuat sang ibu tergopoh-gopoh menghampiri putrinya yang berteriak, meninggalkan semua kesibukannya di dapur yang harusnya segera diselesaikan, karena dua putri cantiknya akan segera beraktifitas pagi itu.

“Ada apa Dian?” Tanya sang Ibu pada si sulung yang wajahnya hampir menangis, dan saat melihat apa yang sedang dibereskan sang putri, si Ibu langsung menghapiri kamar si bungsu, Dinda.

“Dinda, kamu lagi ngapain, nak?” Si ibu bicara di depan pintu kamar, tanpa mengetuk. Sedetik kemudian Dinda muncul dari balik pintu.

“Lagi dandan, Bun.” Dengan gaya centilnya Dinda ber-pose dihadapan sang Ibu.

“Terus kenapa lemari kakak berantakan? Kamu ambil apa dari lemari kakak?” Lanjut sang ibu.

“Ini.” Dinda menunjuk celana pendek yang dikenakannya. Sebuah hot pants hitam dengan bahan semi jeans.

“Kamu mau kemana pakai itu, nak? Ini kan masih pagi? Bukannya seharusnya kamu pakai seragam ke sekolah?” Si Ibu menatap putri bungsunya itu bingung.

“Hari ini gak ada pelajaran, Bun. Ulang tahun sekolah. Kita bebas pakai kostum apa aja, terus Dinda, Vanya, Pingkan, dan semua cewek-cewek sekelas, janjian pakai kostum ini.” Dinda menjelaskan.

“Tapi apa tidak dimarahin sama pihak sekolah? Kan tidak sopan, Nak?”

“Tidak sopan gimana, Bun? Kalo ini jaman sekarang itu style paling gaul.” Dinda ngloyor pergi sebelum si Ibu melanjutkan sidangnya.

 

Kembali ke Dian.

Si sulung itu segera membereskan lemari pakaiannya, bagian yang dibongkar Dinda adalah bagian barang-barang koleksi hasil desain pribadi untuk tugas kuliahnya. Dian memang kuliah di jurusan fashion, dan mempermak segala jenis kostum adalah hobi-nya. Selama ini Dian tidak pernah melarang Dinda memakai hasil rancangannya, tapi membongkar isi lemari dan membuatnya jadi berantakan? Dian bukannya tidak pernah mengatakan pada Dinda untuk minta izin dulu, atau merapikan kembali isi lemarinya, tapi tetap saja, itu tidak selalu berhasil.

Dan pagi ini, saat Dinda sudah duduk di meja makan, Dian baru menyadari hasil rancangannya yang harusnya dikumpulkannya hari ini, sedang dikenakan Dinda.

“Itu harus aku kumpulkan hari ini!”

“Ah, kakak! Kan masih banyak yang lain.”

“Yang lain gimana? Aku bikin itu cuma satu, itu tugas minggu ini!”

“Tapi kan udah Dinda pakek, masa mau ganti lagi?”

“Ya harus ganti! Lagian itu bukan untuk dipake ke sekolah! Itu kostum PSK tau!!!”

“Kakak??!!!” Dinda berlari menangis menuju kamarnya.

Si Ibu yang menyaksikan kejadian pagi itu hanya menggeleng lemah. Lima menit kemudian Dinda turun dengan kostum yang sudah berganti. Kemeja kaos yang dipadukan dengan Rok pink dibawah lutut, hadiah dari Dian saat Dinda naik kelas bulan lalu.

“Nah, itu jauh lebih bagus!” Komentar Dian, tapi wajah Dinda tetap saja murung.

 -----

Pagi, sekejapan saja semuanya bergerak dalam rotasi waktu, semua yang berlalu dalam sehari tidak terasa, dan saat sore sepulang sekolah Dinda tampak membuang lelahnya di sofa ruang tamu. Matanya terpejam dan wajahnya tampak tersenyum, Dian menemukan Dinda seperti terlelap, tapi Dinda segera menyadari ada yang lewat didekatnya.

“Kakak!”

“Apa? Kirain tidur?”

“Nggak! Sini, deh!” Dinda mengambil posisi duduk segera, dan menepuk sofa dikirinya.

“Ada apa?”

“Makasih ya…” Dinda serta-merta memeluk Dian.

“Ada apa, nih?”

“Tadi teman-teman satu kelas dijemur di lapangan.”

“Kenapa?”

“Gara-gara pakek hot-pants.”

Dan mengalirlah penjelasan Dinda tentang kejadian hari itu.

“Pagi tadi waktu datang, teman-teman pada ngumpul di depan sekolah, ada yang udah pakek hotpants ada yang belum. Vanya marah-marah katanya, Dinda yang usul, tapi Dinda gak ikut pakek. Dinda jelasin omongan kakak tadi pagi. Tapi Vanya malah ngloyor masuk ke sekolah.

Ternyata guru-guru pada heran, kenapa Vanya dan teman-teman masuk ke sekolah pakai hotpants, dan dipanggillah semuanya yang pakai hotpants. Termasuk teman-teman cheers. Tapi untungnya sebagian besar mereka belum lepas seragam dan pakai kostum baru mereka yang Vanya modifikasi. Jadinya, cuma yang pakai hotpants tanpa membawa seragam yang kena hukuman. Disuruh berdiri di lapangan, dan dijemur sambil pakai sarung.”

“Pakai sarung?” Dian tersenyum bertanya, Dinda mengangguk kuat-kuat.

“Gurumu gak ada yang kasi ceramah?” Dian mencoba menyindir.

“Ada, Pak Win, mana orangnya tampangnya super galak, tapi kalau didengarkan dengan baik, semua yang dibilang Pak Win benar, lho, Kak.” Dinda me-review omongan guru-nya.

“Celana pendek itu buat dalaman, bukan buat dipakai diluar, lebih-lebih ditempat umum. Katanya terpelajar, tapi kok sukanya cari bahaya? Bukan cuma bahaya sinar ultraviolet yang katanya bisa ditangkal pakai tabir surya, bukan cuma bahaya debu dan polusi udara. Bagaimana kalau tiba-tiba kalian ketumpahan air panas, nyenggol knalpot motor, atau malah yang lebih ekstrim, pantat-nya ditepok sama orang-orang yang otaknya pada jorok.

Sekalipun artis-artis kita pada banyak yang kasi contoh begitu, tapi bukan berarti trend mode bisa kita telan mentah-mentah. Kita ini orang timur, dengan budaya sopan santun yang menjadi akar, yang harus dipertahankan. Moderenisasi, bukan berarti adaptasi tanpa filterisasi.” Dinda mengakhiri ceritanya dengan helaan nafas panjang.

“Pinter banget guru-mu, dek? Persis seperti yang kakak bikin dalam presentasi kakak soal trend mode, isinya. Lebih lengkapnya kamu baca sendiri, deh. Kakak mau mandi dulu. Oh, ya, lain kali jangan bongkar lemari kakak tanpa dibereskan lagi, ya!” Dian segera beranjak dari dari duduknya dan berlalu.

Dengan sedikit penasaran yang tersisa, Dinda membuka map presentasi kakak-nya, didalamnya ada banyak gambar desain hotpants, dan salah satu contoh barang, yang adalah hotpants yang tadi pagi dicoba Dinda.

Di salah satu halamannya tertulis :

 

Dian said :

Saya gak tau, ini pendapat pribadi saya, kok kadang-kadang, para generasi muda kita meng-adaptasi sesuatu tanpa dipikir baik-baik lebih dahulu. Hanya karena contoh dari public figure yang salah kaprah (menurut saya lagi) semua hal dicontoh, termasuk memakai ‘hot pants’ di tempat umum. Oke saja lah, kalau memang itu pantas (kata beberapa teman saya), terlihat sexy (kata cowok-cowok teman saya yang suka peregi ke club), tapi saya?

Secara bahasa, saya menegaskan rasa tidak setuju saya dengan membuat presentasi ini, sekalipun ada pembelaan, “bagaimana dengan bintang-bintang iklan yang pamer kulit di televisi?”

Saya beri penegasan disini, apa anda pernah bertemu para bintang iklan itu di tempat umum, pakai hot pants?

Ini kontroversi trend yang sempat sama saat tank-top digunakan di tempat umum. Hanya saja sekarang sudah banyak yang tau diri, dengan melapisi tank-top dengan cardigan atau jaket.

-----

Dinda menutup map presentasi itu, dan dia tersenyum sendiri, bersyukur karena mendengarkan apa kata Dian pagi tadi. Dalam hati Dinda berjanji, “aku akan jadi generasi yang pintar dan cerdas, bukan sekedar follower, tapi trendsetter.”

 

Check this link:

http://harapan-putra.blogspot.com/2011/08/hot-pants-trend-celana-pendek-ketat.html

http://babloglo.blogspot.com/2011/09/hot-pants-jadi-trend-cewek-jaman.html

http://www.facebook.com/note.php?note_id=170211196368481

 

Malang, 5 Oktober 2011

Untuk Gerakan 30 Hari Menulis.

(1033 kata termasuk link)


+ gambar dari mr.google

 

3 comments:

  1. makasih buat tanggapan teman2 di twitter :) @anakkusaffanah

    ReplyDelete
  2. car yg menarik utk mendidik anak2 muda yg msh pada labil dan kerjanya ikut2an terus :)
    Keep up the good work!

    ReplyDelete

tinggalkan pesan anda disini...