Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Tuesday, October 30, 2012

Thinking what I'am Thinking - Find your Heart

pagi ini saya menemukan twitt-twitt sedih di timeline akun twitter saya.
kenapa orang2 yang saya ikuti celotehnya sedang meruntuki kesedihan mereka seputar masih jomblo, belom ketemu jodoh, atau bahkan yang lebih menyedihkan adalah mereka terkesan - seakan-akan - sedang memaki Tuhan yang adalah Maha Adil pada setiap kehidupan hamba-Nya.

seharusnya saya bisa saja tidak mempedulikan apa yang mereka celotehkan, hanya saja saya menyayangi teman-teman saya itu. sekali pun belum pernah bertemu mukua, baru kenalan ditwitter, atau bahkan mereka tidak saya kenal sama sekali. Please... kalian harus tau, kesedihan itu bukan untuk diruntuki seperti itu.

apa pun alasannya, saya sungguh tidak terima kalau ada yang memaki Tuhan hanya karena diputusin pacar, calon suami, atau bahkan teman yang gak teman sama sekali.

berpikirlah dengan pemikiran yang terbuka, janganmenutup hatimu karena dera kesedihan yang harus kamu hadapi. karena Tuhan selalu mendengarkan doa hamba-Nya yang meminta, bahkan dengan air mata.

FIND YOUR HEART (#FindUrHeart)

sebenarnya, saya punya solusi, bagi siapa saja yang mau. mudah, dan gratis. gak perlu bayar untuk sesi apa pun. ini bukan bisnis, ini adalah cara saya berbagi kesenangan untuk menghidupkan kembali duniamu yang diruntuhi kesedihan akan kehilangan atau bahkan kesunyian.
saya hanya ingin membantu, tidak ada maksud mencampuri urusanmu dengan Tuhanmu, atau mengatur masa depanmu yang sudah diaturkan oleh Tuhanmu.
aku hanya percaya, berbagi itu bisa meringankan beban. jangan kamu pikul sendiri, karena ada tempat berbagi yang selalu menyediakan ruang untukmu, untukmu yang belum menemukan hatimu.....

Thinking what I'am Thinking?

menjadi seseorang yang berarti bagi orang lain, ada dengan banyak cara...
saya menemukan Diana Rikasari yang berkreasi dengan wedges dan UP -nya, saya selalu tersenyum menemukan foto2nya di IG, atau celoteh-nya di twitterland saya....
saya mencoba berkenalan dengan Muhammad Assad yang sudah mengkaryakan beberapa buku menarik, menginspirasi...
saya berteman dengan uni Dian Onasis, dan mengagumi kegigihannya dalam menjalani bahtera kehidupan yang tidak pernah terus-menerus menyenangkan dan mudah....
saya berteman dengan Lya Firdausy, Bintang Cahya, dan mencoba menemukan mereka .... Citra Rizcha Maya, Ades Justitia, dan masih banyak yang lainnya.....
mereka yang berbagi dengan kebahagiaan, dan menghapuskan kesedihan dengan tidak menuangkan airmata... (sekali pun aku tau, air mata tak pernah sia-sia)

kalau kamu mau menemukan mereka yang aku sebut, silahkan cek twitter, blog mereka, atau bahkan di facebook?


berbagi-lah, dan jadilah seseorang yang bijaksana dalam menghadapi kesedihan, kesunyian, bahkan usia yang bertambah.

thanks to #WarungBlogger


-ephy-
dedicated to all my friend.

Saturday, October 20, 2012

[Profil Kawan] Lya Firdausy - bagian 2


Kamu bukan aku
Aku bukan kamu
Bagimu agamamu
Bagiku agamaku
-ephy- *merangkum dunia*

Ini adalah bagian kedua, berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar Lya dan Hijab-nya.
Silahkan disimak, semoga bermanfaat.


Q : Lya, sejak kapan ber-hijab, dan kemudian berkomitmen 100% dengan hijab?

Lya : berhijab sejak  SMA, dan dr awal memang berkomitmen 100%, tpi dlm prosesnya, godaan yg dihadapi lumayan berat. Sempat nggak konsisten, dan lepas jilbab saat paskibraka th 2004, masih sering lepas pake, trus dipake lagi pas sekolah. tapi alhamdulillah semakin lama semakin dikuatin komitmennya. Dan semoga seterusnya semakin istiqomah. Aamiin.  

Q : Pilihan Lya untuk ber-hijab, tidak menghentikan keputusan Lya untuk aktif di dunia fashion, model, dan tetap melanjutkan kuliah. bagaimana caranya bisa menjalani semuanya bersamaan?

Lya : semua karena niat dan self motivation yang kuat. Ditunjang dengan dukungan keluarga tercinta, jadi semua bsa dijalani dengan santai, sesuai kemampuan, dan tidak ngoyo. Terutama untuk aktivitas sehari-hari itu harus didasari karena suka dan sesuai passion, sehingga kedepannya lebih mudah untuk mengatur waktu dan memilah antara prioritas dan kegiatan penunjang. 

Q : Komunitas, kenapa Lya memilih bergabung di komunitas Hijabers? dan apa manfaat pribadi untuk Lya, dan bagaimana itu berpengaruh dengan kehidupan pekerjaan Lya?

Lya : berawal dr sebuah kesukaan akan perkembangan fashion muslim dan hobi berorganisasi. Kebetulan aktivitas saya juga berkecimpung tidak jauh dr dunia hijab, model muslimah dan fashion, sehingga timbul keinginan untuk membentuk sebuah komunitas wanita muslimah berhijab di kota malang dimana antusiasme utk sebuah aktivitas yg berhubungan dengan hijab dan wanita muslimah mulai berkembang.  
Manfaat yang didapat banyak banget, selain sebagai ajang silaturahmi,sarana da'wah, bertukar wawasan keislaman dan tentang hijab, juga dapat mewadahi potensi diri melalui pengambangan 
divisi. Itu sangat berpengaruh terhadap pekerjaan dan kehidupan sehari-hari..

Q : Hijab adalah suatu hal yang wajib bagi seorang muslimah, bagaimana kemudian Lya menginspirasi teman-teman yang belum ber-hijab? dan bagaimana sikap dan tanggapan Lya kepada teman-teman yang belum ber-hijab? karena ber-hijab bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, menurut kebanyakan orang.

Lya : Hijab itu sebuah kewajiban kita sebagai seorang muslimah. dan hijab adalah pilihan masing2 individu dimana itu merupakan identitas yang membedakan bahwa kita seorang muslimah. Hijab bukan merupakan sebuah lifestyle yang dengan mudah bisa dibuat untuk bahan 'ikut-ikutan trend', karena keputusan berhijab adalah sebuah komitmen antara kita dengan Tuhan. 
Itulah yang membuat saya mencoba untuk saling sharing dan mencoba untuk mengispirasi muslimah yang lain untuk menjadi dirinya sendiri dalam berhijab. Bulan karena paksaan, atau krna lifestyle. Tapi lebih kepada. Komitmen masing-masing indvidu. 
Tidak ada manusia yang sempurna, semua butuh proses, dan saya sebagai manusia juga masih berproses dan belajar untuk menjadi pribadi yang semakin lebih baik kedepannya, begitu pula kepada teman-teman yang belum berjilbab, atau ingin berjilbab. Oleh karena itu, kita harus menghargai proses mereka tersebut, termasuk proses untuk mencapai sebuah komitmen berhijab.

Q : fashion dan Hijab trend yang ada sekarang ini, cenderung dijadikan ajang coba-coba. coba-coba ber-hijab tapi hanya diatas panggung, coba-coba ber-hijab tapi nongkrong di tempat clubbing. bagaimana cara Lya menghadapi jika ada teman yang begitu?

Lya : komitmen berhijab itu adalah hal pribadi seseorang dengan Allah. kita tidak boleh men-judge sesorang hanya karena kebiasaan atau yang lain. Yang berhak hanya Allah. Yang bisa kita lakukan adalah bersyiar dengan cara yang kita bisa. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling berbagi antar sesama muslimah. Kalau pun kita sudah saling mengingatkan tapi tetap terjadi seperti itu ya kita kembalikan lagi kepada Allah. 
Kita kan juga masih berproses berusaha menjadi pribadi yang semakin lebih baik kedepannya.

Q : bicara tentang kepribadian seorang muslimah, seorang muslimah harusnya mencerminkan kepribadiannya dengan hijab yang dikenakannya saat dia memutuskan untuk ber-hijab secara total (kaffah). apa Lya punya sesuatu untuk dibagi? bagaimana memotifasi diri atau membentuk kepribadian yang sebaik-baiknya untuk para pemakai hijab 'tren' saat ini?

Lya : Cara memotivasi diri, ya selalu ingin belajar utk menjadi pribadi yg lebih baik dalam segala hal. dan selalu inget dosa. Hehe.
Saat kita melakukan apapun, terkadang udah tau dosa masih dilakuin, nah apalagi dalam berhijab, klo kita ga pakai jilbab, sama aja setiap detiknya kita semakin menambah dosa yang tiap hari kita buat. 

Untuk kita yang sudah berhijab, dengan memakai jilbab, scara otomatis lama kelaman attitude kita akan terbiasa untuk melakukan sesuatu yang 'pantas' dilakukan. Justru hijab itu sebagai salah satu pengingat dan pengawas untuk proses memantaskan kita dihadapanNya. 
Begitu pula dalam berhijab, style atau mode hijab yang semakin bervariasi boleh-boleh saja kita gunakan, asal tidak bertentangan dengan syariat. Islam itu mencintai keindahan. 


>>
Oke, itu dia sedikit obrolan dengan Lya Firdausy di minggu ini. Ditengah kesibukannya yang kadang kurang terkendali, Lya masih punya kesempatan untuk menjawab pertanyaan, bahkan ada beberapa waktunya yang diluangkan untuk membantu menjawab pertanyaan teman-teman yang ingin menjadikan Hijab sebagai tema tugas akhir, makalah komunikasi, atau bahkan beberapa pertanyaan berkaitandengan trend fashion hijab.

Semoga gak bosan membacanya, kali beriktnya bagi teman-teman yang ingin mengajukan pertanyaan, dan di post pada tulisan berikutnya, silahkan e-mail ke saffanah.tsabita[at]gmail[dot]com atau bisa juga tinggalkan ‘pesan’ di kotak pesan Paradise Fashion Gallery di Facebook [www dot facebook dot com / Paradise.LyaFirdausy] ; dengan judul atau hastag ‘Ngobrol dengan Neng Lya

>>
poto dari fb Lya 'berdiri 5 dari kiri'


-bersambung-


Tuesday, October 09, 2012

[Profil Kawan] Lya Firdausy - bagian 1


Manusia dan kehidupan, adalah warna pelangi di langit biru seusai hujan.
Tiada kesempurnaan dan keindahan, jika bukan Allah yang menciptakan.
-ephy-

[Profil Kawan] Lya Firdausy : Antara Hijab, Pribadi, dan Muslimah.

Saya sudah menjalani kehidupan selama 27 tahun, dan berteman adalah bagian menyenangkan dari perjalanan kehidupan yang saya lampaui. Tahun ini saya punya seorang kawan baru, Nuzulia Firdausy. Dalam suatu kesempatan, saya berkenalan dengan seorang gadis cantik yang tidak pernah tahu kalau saya adalah kakak kelasnya. Saya mengingat wajah Lya –begitu dia disapa- sebagai salah seorang adik kelas di SMA Negeri 3 Malang, beberapa tahun silam.

Lya adalah seorang gadis yang bertransformasi, dari seorang gadis, yang menurut pribadi saya, biasa saja. Menjadi seorang public figure, menarik hati, dan cukup banyak diperhatikan, begitu dia menyelesaikan masa SMA-nya.

Lebih dari lima tahun lalu, saya menghadiri sebuah orientasi mahasiswa baru, dan menemukan wajah Lya diantara barisan peserta. Ternyata kami mempunyai minat yang sama di bidang perancangan dan perencanaan. Hanya saja, waktu-waktu itu saya lewatkan tanpa pernah mengajak Lya berkenalan secara personal. Dan di tahun 2012, pada suatu kesempatan yang berbeda, pada akhirnya saya berdiri dihadapan Lya dan memperkenalkan diri sebagai kakak kelasnya. Dia bilang, dia ingat wajah saya, tapi dia tidak tahu, dimana pernah bertemu saya sebelumnya. Dan dari pertemuan di bulan Mei 2012 itu-lah, saya memulai pertemanan baru dengan seorang Lya, yang kadang menjadi autis –seperti kebanyakan orang- saat sedang sibuk dengan ‘gadget’nya. 

Kesempatan yang tidak datang dua kali ketika sebuah pertemanan itu diinginkan, tidak perlu terlalu banyak rencana yang berelbihan, saya menjalaninya saja. Itu rasanya seperti melewati sebuah celah diantara daun pintu dan bingkainya. Dan bulan berikutnya saya mengajukan beberapa penawaran kepada Lya. Gayung bersambut, dan sebuah pertemanan dimulai. Saat saya menuliskan kalimat ini, Lya masih memegang posisi strategis sebagai seorang Presiden sebuah komunitas perempuan ber-hijab di kota kelahiran saya, Malang.

Saat ini, kalau anda berkeliling kota Malang, atau mungkin ke beberapa tempat pusat perbelanjaan dimana ada terdapat toko hijab atau busana muslimah, maka mungkin akan menemukan wajah Lya di salah satu sudutnya. Wajah Lya juga kerap muncul di beberapa kegiatan para pengguna Hijab antara Jakarta atau Malang untuk saat sekarang ini. Dan kalau saya ditanya tentang Lya, Lya adalam seorang gadis dengan banyak bakat yang membuat saya berminat untuk menuliskan profilnya di halaman saya ini. Sebagaimana sebuah pertemanan, kadang kita butuh ruang yang memperjelas posisi dimana kita berdiri, begitu juga antara saya dan Lya. Antara seorang yang dipandang dan memandang, dan disinilah saya mencoba mencuri sedikit profil Lya, untuk dibagi pada teman-teman yang ingin juga mengenal seorang pribadi muslimah berhijab, dan punya karya.

-bersambung-