Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Thursday, July 11, 2013

[ephy] Mencintai di mulai pada halaman baru

Rasanya sedikit berbeda, ketika sesaat ide ini hilang saat sore kemarin. Dan menuliskannya sekarang, seperti menemukan kalimat cemerlang yang menginspirasi.
Baiklah, cerita hari ini masih dikarenakan pertemuanku dengan Lady hari selasa yang lalu. Aku bercerita padanya, tentang menjalani hubungan dengan seorang yang baru. Tapi komitmen yang mengikat, menjadikan segalanya berbeda.


Aku adalah sosok yang penuh mimpi ketika usiaku 20 tahun. Cita-cita untuk menikah muda, dan memiliki kekasih hati sudah sangat melekat dalam benakku. Sehingga aku hampir tidak pernah menolak segala bentuk pertemanan yang disodorkan padaku, asalkan tidak keluar dari jalur dan pedoman hidupku, aku menjalani semua pertemanan itu dengan kenikmatan dan keseruan.

Tapi saat itu, hatiku memang terpaku pada sesosok kawan, yang dia sudah kukagumi sejak lama. Waktu yang mengikat pertemanan kami, ternyata tidak menghadirkan minatnya padaku. Kami memang hanya cocok menjadi teman.

Pada akhirnya aku memilih berhadapan dengan mentor setiaku, papa. Aku bicara banyak tentang jodoh hari itu. Terutama tentang sosok ideal yang pantas menjadi pendampingku kelak.

Kriteria pertama, lelaki itu harusnya lebih tua dariku, selisih usia ideal minimal lima tahun. Jadi setidaknya, dia memiliki wibawa dihadapanku.
Kriteria kedua, aku menginginkan seseorang yang baru. Kenapa baru? Ada beberapa hal yang mendasariku mengajukan kriteria ini. 
Yang pertama adalah karena catatan masa laluku tidak terlalu baik. Kebandelan dan sikapku yang otoriter, serta banyak hal yang tidak bisa dibilang baik menjadi alasan kuatku, kenapa harus orang baru yang jadi suamiku kelak. Pembelaan terbaikku adalah, jika dia orang baru, maka ia tidak akan menilaiku dari apa yang sudah terjadi di masa lalu. Jika aku melkukan kesalahan, maka itu akan jadi pembelajaran bersama, dia tidak akan sungkan mengingatkanku lagi dan lagi.
Kriteria ketiga, dia harus bisa menaklukkanku, menundukkanku, tapi tidak memperlakukanku sebagai pecundang yang takluk dan tunduk. Karena aku melakukannya atas dasar kepatuhan dan ketaatan istri kepada suami, dan keimananku pada Tuhan yang telah mengirimkannya sebagai hadiah/paket eksklusif padaku.

Hanya tiga itu.

Dan kemudian setelah aku lulus, aku masih mencoba mencari dan mendekati beberapa orang yang kukira pantas untuk bisa menyandingku. Tapi sayangnya, tidak ada orang baru. Tidak aku temukan seseorang yang bisa melihatku tanpa menilai masa laluku.

Bersama dengan pergantian bulan, kiriman paket eksklusif itu datang, tepat pada hari Jumat. Dinilai langsung oleh sang wali, dan seiring berjalannya waktu seperti apa yang telah Allah tetapkan menjadi jalan hidupku. Aku menikah.


---

Lalu, dimana hubungan kisahku dengan judul diatas?

Aku memulai segalanya dari nol, aku tidak pernah mengenal lelaki itu sebelumnya. Kami sama-sama memulai dengan banyak kesalahan, belajar saling mendengarkan, dan menghadapi banyak perbedaan dengan keberanian mengalah.

Itulah bedanya menikah yang diawali dengan pacaran dan yang tidak dengan pacaran.

Mengikat diri dihadapan Allah, memegang komitmen dan berdiri diatas prinsip keimanan. Hanya itu yang jadi acuan perjalanan kami. Segala macam keributan, harus bisa diselesaikan didalam rumah, tidak membawa ketamakan dan ego dihadapan publik. Kalau keluar rumah, segala masalah sudah harus selesai. Sehingga apa yang dipresentasikan pada khalayak, itu kejujuran.

Walau mata kadang sembab, sekalipun pipi sering tak berbedak, tapi senyuman yang kami bagi adalah tulus, jujur, dan sebenarnya.
Aku menjalaninya dengan keberanian, Mencintai di mulai pada halaman baru. Bukan hal yang mudah jika kita tidak percaya, yang Allah kirimkan adalah yang terbaik untuk kita. Bukan suatu yang sepele, kalau masih banyak orang yang menginginkan pasangan kita diluar pagar rumah.

Ini adalah hidup, dengan kesenangan yang baru. Dengan banyak tantangan yang tidak pernah sama. Tapi memang tak bisa ada kepura-puraan sekarang. Karena kami memulai halaman baru atas nama Allah, atas ridha kedua orang tua.

Semoga ini bisa jadi pembelajaran bersama, tentang bagaimana memulai semuanya dari nol. Menjalani baik dan buruk kehidupan dengan kelapangan hati. Menjadikan kesalahan sebagai pembelajaran, menerimanya, lalu memaafkannya, tanpa dendam, dan buang jauh semua kalimat ancaman.

mencuplik sedikit dari halaman buku tulisan ustadz Felix Siauw, (halaman 116) : "Hadits Riwayat Al Bihaqi : Ingatlah, aku telah memberi tahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya; yang jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada dipelukan suaminya, kemudian berkata, 'Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku.' " Buku #UdahPutusin Aja!



Selamat merayakan kehidupan.
Salam Bahagia sepenjuru dunia.... 

-ephy-

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...