Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Sunday, July 14, 2013

[ephy] Disiplin dan Keinginan yang berantakan

Belajar disiplin, tidak pakai sub-title.
Melakukannya sebenarnya atas satu keinginan, aku ingin sehat. Rutinitas, kewajiban, sampai pada banyak hal yang diluar kendali dan rencana, sering kali memang terkesan, "apaan sih?"

Pagi ini aku terbangun dengan rasa kembung diperut, seperti ingin kentut. Makanan yang masuk dari kemarin, sepertinya jadi tidak menyehatkan pagi ini. Pening yang belum hilang, dan rasa tidak nyaman itu kemudian mengantarkanku pada pagi hari yang 'kurang menyenangkan', karena seharusnya apapun yang terlihat normal, jadinya sangat tidak normal.
Feces cair. Apalah itu namanya... terserah kalau mau dibilang jorok.
Tapi ini adalah pengalaman pribadi.

Aku termasuk orang yang sangat komplikasi dengan urusan perut saat ini, mulai dari asam lambung yang tidak terkontrol sampai 'amoebaiosis' sudah pernah mampir di perutku.
Bukan tidak berhati-hati dengan makanan, tapi sepertinya aku selalu kalah dalam urusan disiplin dengan perut.

Dua minggu terakhir aku berniat mengembalikan berat badan yang berlebihan, karena rencana masa depan yang lain. salah satu yang paling efektif adalah dengan meninggalkan kebiasaan 'kenyang makan nasi', yang seringnya memang jadi tidak terkendali, apalagi kalau segala sajian menggugah selera sudah dihadapan.
Untuk karbohidrat aku menggantinya dengan sereal atau oat-meal, itu cukup efektif, karena selain non sugar, memang akhirnya mulut jadi cepat minta berhenti.
Untuk protein, ikan, daging ayam, dan telur adalah pilihan. Kalau sayur, hampir semuanya aku suka merah, putih, hijau, tapi tidak untuk pare dan sekawanan yang berpahit-pahit.

10 hari pertama, everything OK. disiplin, dan tidak melanggar. Sajian makanan berat seperti pasta atau olahan nasi, bisa ditahan. percaya atau tidak 2 kilo pergi dalam 10 hari. itu rekor! (semoga timbangan badannya akurat). Tapi kemudian...

Godaan yang lain datang. Makan diluar.
Kalau lagi niat merapikan pola makan, sangat tidak disarankan untuk 'menjajan'. dan karena tidak sanggup menolak, akhirnya kusantaplah makanan berat tadi malam. Kenyang dan penuh diperut. Maka... efek disiplin selama hampir 12 hari, berantakan. Diare di Minggu pagi bukan suatu hal yang diharapkan oleh siapapun yang ingin hidup sehat.

__

Inti cerita ini adalah kebersianambungan atau bahasa gaulnya, kontinuitas dalam melakukan disiplin, itu penting.
Tidak mudah memang, apa lagi ketika kita adalah golongan manusia yang selalu hidup bersantai dan tidak pernah memaksakan diri dalam melakukan segala sesuatu. Membiarkan segala sesuatunya berjalan apa adanya tanpa tekanan atau paksaan.
Hanya saja kata disiplin memang bergandengan dengan tekanan dan paksaan di awal dan di akhir. Karena harapan dari sebuah rangkaian disiplin adalah hasil yang berbeda, cenderung lebih baik, dan memberi kepuasan tersendiri.

Seperti halnya keinginanku yang lain, punya buku. Sebenarnya yang tidak menyenangkan adalah proses mendisiplinkan diri untuk mau terus belajar, membaca, dan menulis. Kekalahanku musim ini adalah, aku belum membaca sebanyak mereka membaca, mereka yang punya karya lebih baik dan lebih banyak pembacanya dibandingkan aku.

Mungkin memang satu hal ini hilang dari prosesnya, DISIPLIN. Supaya tidak ada lagi keinginan yang berantakan, mungkin aku harus melupakan lagi santai-santai dan cuek-cuek yang mengabaikan 'Tuan Disiplin'.

Itu saja dulu review pagi ini, ditulis dengan kondisi kepala yang masih pening dan perut yang bergemuruh...

Selamat kembali beraktifitas.
Salam
-ephy-


1 comment:

tinggalkan pesan anda disini...