Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Monday, December 02, 2013

[ephy] Pendengar Mendengarkan

Coba jelaskan padaku, sedikit saja...
Apa alasan seseorang menuliskan keluh kesahnya di media sosial?

Tolong jawabkan dengan penjelasan yang baik. Bukan alasan yang dibuat-buat, dan jangan lakukan pembelaan apapun.

Ini adalah bagian yang tidak menyenangkan untuk dituliskan, tapi bagiku menyampaikannya sekarang jauh lebih baik dari pada aku menyimpannya dalam hati dan membuat jiwaku membusuk karena rasa tidak senangku pada fenomena ini.

(walau seseorang akan bilang padaku, 'gak suka kok diurusin.')


Beberapa hari yang lalu, ada seorang kawan di Facebook, yang sebenarnya adalah teman jaman kuliah dulu mulai memasang status-status 'tidak menyenangkan untuk dibaca' di dindingnya.
Walau dia tidak men-tag siapapun dalam statusnya, tapi aku tahu dia sedang membicarakan pasangan hidupnya. Kalau amsih pacaran sih aku bakalan cuek bebek gak peduli atau gak mau pusing. Tapi aku sadari betul, dia pasang status tentang suaminya.
Di kolom komentar, ketika ada kawannya yang bertanya, dia malah menjawab, ngobrol via bbm aja. jadi aku tahu pasti, status itu pasti masalah keluarga atau rumah tangganya.

Yang menjadi perhatianku adalah, kenapa manusia bisa jadi sangat picik. Mau kalau urusan dan problematikanya diketahui banyak orang di media sosial. Apakah urusan yang tidak menyenangkan itu memang harus dibagikan pada khalayak? Atau mungkin, dia malah berpikiran, 'ini kan dindingku, apa urusannya denganmu?'

ah...
ya...
aku nyaris lupa kalau sekarang manusia sudah banyak yang tidak mau ambil pusing dengan apa pendapat orang lain. konsep individualis "loe-loe, gue-gue" itu memang berkembang dengan sangat pesat di media sosial.

Baiklah, kita bicarakan publik figur, blogger, atau para penyemarak dunia hiburan. Aku rasa sebijaksananya mereka adalah dengan tidak membicarakan 'masalah, aib, problem, urusan pribadi' mereka di media sosial. Itu akan jadi bahaya besar bagi kehidupan mereka.
Sungguh, sebenarnya sangat tidak menyenangkan sekali kalau ada orang lain yang tidak berkepentingan ikut mau tau urusan pribadi dan personal kita sebagai manusia.
Tanyakan pada ahli sosial, ahli jiwa, ahli kemasyarakatan manapun... 
orang lain campur tangan itu jadinya bikin tambah repot, kadang malah bikin semua jadi runyam.

Lalu kita, yang bukan siapa-siapa, kenapa kita yang manusia tidak perlu perhatian khusus, tidak hidup dari penggemar, kenapa kita malah suka-suka mengumbar masalah pribadi di media sosial?? apa akan ada ketenaran setelahnya? apa menghasilkan rupiah di minggu berikutnya?

oh.....
pada akhirnya saya memutuskan untuk meng-unfriend kawan lama itu. jujur? Saya muak dengan kalimat-kalimatnya.

hm... sebelum lupa, sebenarnya masalah tadi adalah awal dari kalimat judul diatas.

dalam kehidupan pribadi, kita punya beberapa orang, semisal teman, keluarga, atau bahkan penasehat spiritual yang mau dan bisa kita manfaatkan sebagai pendengar.
Sesi konsultasi pribadi, akan lebih berguna dalam menumpahkan uneg-uneg yang ada dalam otak dan hati kita.
Pendengar, pasti mendengarkan. Dia tidak akan menjadi pendengar kalau dia tidak mau mendengarkan.
Seperti halnya saya, ada suami, mama, dan papa sebagai pendengar setia saya.
masalah dan urusan didalam rumah, jangan sampai didengar orang diluar rumah. itu yang jadi prinsip dalam diri saya.
gak perlu melibatkan orang lain kalau memang tidak perlu.
seperti halnya masalah kesehatan, saat saya perlu ke dokter, maka saya akan datangi dokter yang memang saya percaya bisa memberikan solusi bagi keluhan saya.
kalau masalah keuangan, perlu ke bank, atau hutang ke teman? saya rasa kita sama-sama bisa bijak memilih siapa dan siapa yang bisa dipercaya.
kalau masalah hati?
ya...
masalah hati kadang menjadi hal yang paling pelik, jadi kadang media sosial jadi pilihan paling mudah dan menarik untuk menemukan pendengar. tapi bagi saya, curhat di media sosial itu salah. kecuali ada grup dan personal yang memang dituju secara khusus.
kita punya pemberi solusi yang paling baik.
setiap kita punya.
Kita punya Tuhan yang Maha Mendengar, Maha Menjaga, dan Super Mengasihi kita.
Kalau kamu tidak meyakininya, silahkan tutup mata dan telinga, kurung diri di kamar gelap gulita, dan bicaralah pada-Nya.
saat kamu selesai, maka rasakan perbedaan yang Dia berikan padamu.

Bagi saya, yang juga seorang pendengar, mendengarkan menjadi tugas mulia. menjaga rahasia, menjalankan amanah, dan kadang menemukan solusi walau pasif, itu menjadi bagian hidup dari seorang pendengar.

Kita memang tidak bisa jadi yang paling baik dalam hidup ini, tapi menata kehidupan sedikit demi sedikit bisa jadi membawa kita pada kehidupan yang lebih baik.
Percayalah, Allah Maha Mendengarkan. Dia selalu tahu apa yang hamba-Nya butuhkan.

Semoga ini bisa jadi bahan renungan bersama.

*ephy*
menyimpan marah, menghapus dendam.

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...