Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Sunday, December 28, 2008

L3L4K1 BuNG4 #2

Cerita sebelumnya:

Ada 3 orang cowok; Dion, Kaka, dan Vito... berurusan dengan seorang Terry....


“Terry, maksudmu apa, sih?” Vito melirikku yang sedang mencoba mengalihkan perhatianku dari lembar surat perjanjian dihadapannya.

“Gak ada.”

“Serius loh?” Vito benar-benar tidak mempercayaiku.

“Iya, aku cuma suka aja sama kalian.” Aku menemukan senyuman yang tidak biasa di wajah Kaka.

“Suka?” Dia bergumam yang bisa didengar oleh kami semeja.

“Naksir?” Dion menegaskan.

“Ha? Ya, gak lah!” Aku serasa tertawa dengan ketidakmengertian mereka tentangku.

“Trus?” Dion masih lebih penasaran.

“Ini.” Aku menyodorkan mereka satu buku yang baru saja selesai kukerjakan. “Aku berniat membukukan sesuatu yang benar-benar beda, dan menurut aku kalian beda.”

“Beda?” Kaka menarik buku itu dari Vito, dia tampak tak percaya dengan pernyataanku kali ini.

“Coba buka halaman 13, Ka.” Aku mengujinya dengan satu kenyataan tentang apa yang dia tak pernah pahami. Kaka membaca bait itu, didengar semua.


Berjalan sendiri

Menyusuri jalan yang sepi

Tanpamu kusadari

Aku hanya sosok kosong

Jiwaku pergi bersamamu

Kenangan indah tak cukup

Obati rindu yang melagu

Dan aku tak pernah berhenti

Menantimu kembalikan jiwaku


“Bagus, keren.” Vito memuji tulus.

“Itu kamu.” Aku menatap Kaka yang tak percaya dengan pujian Vito padaku.

“Ha? Maksud kamu?” Kali ini dia penasaran.

“Iya, kadang sosok seseorang bisa diambarkan dengan puisi, dan aku melakukannya pada kalian.” Dan aku mulai membagi bibit keindahan yang akan menjadikan mereka jauh lebih indah dari yang hari ini.

“Gak ngerti.” Dion jujur tentang ketidak-mengertiannya.

“Satu tahun ini aku selalu jadi tempat curhat teman-teman satu kos. Bosen. Aku gak minat pacaran, tapi kenapa aku harus jadi sok pintar dengan menjadi konsultan hati mereka. Aku gak suka, sedangkan disatu sisi, kadang mereka membicarakan tentang pilihanku, being single. Dan sejak kalian muncul di acara kampus hari itu, kalian adalah idola mereka.”

“Idola?” Kali ini mereka serempak terkejut.

“Tiap malam Dion, baru satu menit selesai Dion, ganti Vito, trus kamu, Ka. Mutia itu seakan tidak punya idola lain selain kamu.”

“Kamu satu kos dengan Mutia?”

“Gak, tapi dari kamarnya ke balkon, ketemu kamarku. Dan jadilah dia mengacaukan jam tidurku tiap malam minggu.”

“Serius? Memang sampai jam berapa?”

“Kadang jam satu, kalau dia paksa aku bisa sampai jam dua, jam tiga.... sekali.”

“Maafin sepupu gue ya!”

“It’s Ok. Tapi kalian benar-benar harus menebusnya!” Kali ini mereka memahami alasannya tanpa bertanya lebih banyak lagi.


Merajut sutera ungu

Diantara hamparan biru

Mengenang duka yang berlalu

Tanpa satu bait pun lagu

Hanya aku sendiri menanti

Apa yang tak lagi berarti

Tanpa hadirnya kekasih hati

Yang selalu menghibur hidup ini

Ada jembatan kebahagiaan

Terhampar dalam jalur utara kesedihan

Yang selalu diuraikan

Bersama dengan rasa kehilangan

Aku dalah untaian biru

Yang diuraikan bersama ungu

Menjalin keindahan diantara cemburu

Menghapuskan semua kabut tanpa ragu


Apa yang akan terjadi setelah bait-bait ini kutemukan dalam catatan Kaka yang aku pinjam, aku tidak tahu. Tapi yang pasti, setiap kali bertemu dengan Kaka aku selalu berusaha menemukan, siapa yang telah memacu instingnya untuk bicara cinta.



(looking for model for this story)


No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...