Basmalah... Bismillahirrahmanirrahiim

Hope Allah always beside on me, beside on us... and blessing all we do. Because without Allah, we are nothing.
Start everything in the name of Allah.

Kunjungan

Akhirnya mendapatkan petunjuk, untuk menjadikan halaman ini sebagai ruang belajar baru antara aku dan anakku. antara Shafiyyah dan Saffanah. mari kita coba -23042013-
free counters
Blogger Indonesia

Friday, August 10, 2012

Ayah, Suami, dan Lelaki

Wedding cake (dari sini)

Beberapa hari yang lalu, aku "konsultasi" dengan seorang sahabat, dia dokter, isteri, ibu, dan juga dosen disalah satu universitas di Malang.
usia kami sebaya, hanya selisih dua minggu ulang tahun kami. sama-sama ber-zodiak aquarius, anak pertama, dan sama-sama "keras kepala".

kami diskusi tentang banyak hal, tapi yang ingin aku tuliskan disini, mungkin adalah salah satu hal sensitif, dalam bentuk "kritik" pedas, tajam, dan menyayat pembuluh darah menuju ke-hati.

tapi aku berusaha menggunakan kalimat dan pilihan kata paling baik yang aku punya.

kalimat awal dari obrolan "konsultasi"ku kemaren adalah:
"apa kamu pernah bertemu, perempuan, tidak menikah, hamil, punya anak, dan membesarkan anaknya sendiri?"

usia pernikahan kami masih sama-sama sedikit, anak baru sama-sama satu. tapi yang membedakan kehidupan kami hari ini adalah, sahabatku itu bekerja, kuliah lagi, dan mengurus anak dan suami. sedangkan aku, adalah ibu rumah tangga yang masih mencari kesibukan agar tidak terlihat seperti pengangguran.

sahabatku bercerita, masa sekarang ini, perempuan yang memiliki anak, mereka yang melakukan "hubungan" tanpa pernikahan, punya anak, dan membesarkan anak mereka; atau yang menikah hanya untuk status si anak...BANYAK.
"gak usah kamu hitung pakai jari." itu komentarnya.

awalnya aku cukup tidak percaya, kenapa mereka menyia-nyiakan hidup, dengan melakukan "hubungan" dan melahirkan anak-anak tanpa ayah, hidup tanpa suami, dan mencoba menjadi "single fighter" tanpa sosok lelaki.

Ok-lah, mungkin bagi mereka yang ber-aliran "free is the best" menganggap aku adalah manusia kolot dari jaman purba, yang bergantung pada kekuatan lelaki, tapi itu percuma saja. karena pada KODRAT-nya, manusia diciptakan untuk saling berpasang-pasangan (tidak termasuk dalam kategori ini homo dan lesbi).

tapi, perlu disadari...
ada sesuatu yang hilang nanti, pada kehidupan anak-anak itu nantinya.
anak-anak tanpa Ayah, anak-anak yang hidup hanya dengan sosok Ibu, tanpa Suami.
tidak ada seseorang yang mereka jadikan pemimpin, tidak ada contoh lelaki yang patut dicontoh dan diteladani...
dan ketika mereka menemukan teman nanti, ada yang akan bertanya...
"nama ayahmu siapa?"
"ayahmu kerja dimana?"
"kamu pergi jalan-jalan sama ayahmu, gak?"
dan lain sebagainya....

itulah ke-sia-sia-an yang mereka pilih...

mungkin saya gak bisa dibilang feminis, tapi yang pasti... kehidupan perempuan, pasti butuh Lelaki. tetapi lelaki seperti apa???

aku punya pilihanku >>disini<<

setiap perempuan punya hak memilih, menentukan pilihannya dari awal...

bagiku, Lelaki yang 'sekonsep' dan 'sebahsa' itu lebih mudah. sekonsep dalam rencana membina rumah tangga, dan sebahasa dalam menjalankan perintah tuhan dan agama.
"it's easy."

aku tidak tahu, kenapa juga sekarang ini, begitu banyak yang "memudah"kan pernikahan dan perceraian.
temanku yang lain bercerita, dalam setengah tahun, hampir 4000 kasus perceraian di satu kantor pengadilan agama... 
kalau diseluruh negeri?

kalau mereka bilang, Lelaki punya kuasa?
Tuhan memang menciptakan mereka seperti itu; berkuasa, memimpin, dan selalu dijadikan pemenang. walau pun sebagai perempuan, kita juga punya hak; hak untuk tidak disakiti, hak untuk dinafkahi, dan hak untuk dipelihara sampai mati (jangan diartikan pada konotasi negatif).

lalu, kenapa harus ber-cerai, ketika memang pernikahan itu masih sangat muda?
banyak orang tua kita yang hidup di jaman dahulu, hidup pas-pasan, tidak kenal internet ataupun bbm, mereka bisa hidup cukup, mereka bisa mempertahankan rumah tangga mereka walau hanya ada tungku.

ujian bagi perempuan sekarang, dunia yang luas dan hanya jadi selebar layar ponsel. menemukan banyak pilihan dengan beragam godaan materi. dan katanya... itu adalah penyebab 'tren' perceraian sekarang ini.

Apa itu yang harus jadi pilihan???

hasil "konsultasi" kemarin, mengarah pada kesimpulan ;

  • jangan mengorbankan diri menjadi 'single fighter' atau 'single parent' sekalipun dalam pernikahan ada selalu banyak airmata dan sakit hati. karena masa depan pasti lebih baik kalau kita mau bersabar dan tetap berusaha.
  • jangan berfikir 'perceraian itu mudah', karena jika ada anak-anak dalam kehidupan keluarga kita, maka orang tua adalah contoh. orang tua adalah teladan. jangan memberi contoh yang tdiak baik, kalau kita menginginkan anak-anak yang baik pada kita kelak...
  • kehidupan yang lebih baik, bisa kita hadapi berdasar pada ; percaya, amanah, dan pendidikan ber-landaskan AGAMA. karena percaya menjadikan kita orang-orang yang amanah. dan pendidikan ber-Agama, menajadikan orang-orang yang percaya dan amanah.
mungkin itu isu sensitif yang saya ingin tuliskan hari ini, karena kalau ditanya, 'ada apa?' 
sebenarnya saya sedang sakit hati.
sakit hati karena menemukan beberapa 'kenalan' saya, membanggakan kehidupan mereka sebagai perempuan, ibu, tapi tak ber-suami.
entahlah, apa mereka pernah menikah atau tidak...
tapi yang pasti, semoga tulisan ini bisa menjadi sumber inspirasi, landasan instropeksi diri kita semua.


salam, dengan penuh doa
'semoga Allah menjadikan keluarga kita permata yang menyejukkan jiwa'

-ephy-
a Mom, a Wife, a Woman

No comments:

Post a Comment

tinggalkan pesan anda disini...